Kala itu aku duduk dibangku kelas 5 SD, dimana keceriaan
selalu ku dapat setiap harinya. Tanpa beban. Tanpa banyak pikiran bersalah. Hari-hariku
penuh canda dan tawa. Aku bersama teman-teman bermainku seringkali menghabiskan
waktu untuk bermain, kita bisa lupa waktu kalau sudah bermain bersama. Sampai-sampai
orang tua kami seringkali memarahi kami karena begitu asyiknya bermain sampai
lupa kalau hari sudah petang.
Waktu itu disore hari, aku bersama teman-temanku bermain petak umpet. Aku
sangat mengingatnya, bahkan sampai sekarang aku masih sangat hafal detail
kejadiannya. Saat itu, aku sedang sembunyi dibalik pohon dengan jantung yang
berdebar-debar karena takut ketahuan oleh temanku. Namun pada saat aku
mengendap-endap, tiba-tiba salah satu temanku mendorongku dari belakang dan
membuatku jatuh terperosok ke depan hingga kakiku penuh luka dan berdarah. Dengan
spontan, naluri kekanak-kanakanku langsung terlontar, pada saat itu juga aku
langsung menangis dan lari pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, aku menceritakan semua kejadiannya kepada orang
tuaku. Rasanya sangat sakit, dan benar-benar sakit, sampai luka di kakiku
mengering, aku masih marah atas kelakuan temanku yang mendorongku dari
belakang. Atas kejadian itu, aku semakin berhati-hati bila bermain petak umpet
lagi.
By Dwi Yuliana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar